Praktikum FISIKA DASAR
PENGGUNAAN ALAT UKUR
A. Tujuan
Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Mampu mengukur volume benda padat yang bentuknya beraturan dan tidak beraturan.
Menghitung besaran – besaran lain berdasarkan alat ukur dasar
B. Teori Dasar
Pengukuran yang akurat merupakan bagian yang penting dalam fisika. Pada saat melakukan pengukuran digunakan alat ukur yang sesuai dengan obyek yang akan diukur. Misalnya mengukur panjang, menggunakan mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup. Untuk mengukur massa digunakan neraca Ohause, dan untuk mengukur waktu digunakan stopwatch. Dengan demikian mengukur dapat diartikan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain sejenis yang dipakai sebagai satuan[1].
Penggunaan alat ukur pada setiap pengukuran ditentukan oleh kegunaan, batas ukur dan ketelitian alat ukurnya. Sebagai contoh untuk mengukur massa suatu benda yang diperkirakan sebesar 50 kg, maka alat timbangan yang digunakan minimal memiliki batas ukur senilai massa benda itu. Timbangan tersebut harus memiliki ketepatan pengukuran yang baik, sehingga hasil pengukuran sesuai dengan keadaan sesungguhnya dan simbol-simbol yang terdapat dalam alat ukur memiliki arti masing-masing yang menjelaskan penggunaan alat ukur tersebut.
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai ketelitian 0,1 mm atau 0.01 cm. Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter pipa (diameter luar maupun dalam pipa) dan kedalaman benda.
Mikrometer Sekrup
Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L, yang dapat digunakan untuk mengukur takaran benda cair.
Neraca Ohaus
Ketelitian 0,01 gram dan batas ukurnya 300 gram. Neraca ohaus sangat praktis karena proses pengukurannya cepat dan cukup akurat.
Mempunyai ketelitian rendah. Neraca ini biasa digunakan oleh para pedagang dipasar misalnya untuk mengukur massa buah – buahan.
Neraca Pegas
C. Alat dan Bahan
1. Neraca ohaus
2. Neraca pegas
3. Neraca Timbang
4. Jangka sorong
5. Mikrometer skrup
6. Gelas ukur
|
7. Batu
8. Beban 50 kg
9. Kawat tembaga/baja
10. Balok aluminium
11. Silinder logam
|
D. Tugas Pendahuluan
1. Kapan seseorang dikatakan melakukan pengukuran?
2. Coba anda jelaskan termasuk besaran apakah panjang, massa, massa jenis dan volume? Tuliskan simbol, satuan dan dimensinya masing-masing?
3. Kenapa alat ukur yang kita pakai harus sesuai dengan standar alat ukur yang di pergunakan secara internasional, apa syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sebuah alat ukur dapat di pergunakan sebagai alat ukur standart internasional?
4. Apa bedanya besaran pokok dan besaran turunan ? Tuliskan contoh-contoh besaran tersebut beserta satuan dan dimensinya ?
5. Misal diketahui sebuak balok panjang 3 cm, lebar 6 cm dan tingginya 5 cm. Hitunglah volume balok?
6. Apa gunanya anda melakukan pengukuran atau percobaan secara berulang- ulang?
7. Bagaimana caranya menghitung kesalahan relatif suatu pengkuran?
Purwanto Budi. 2007. Sains Fisika I Konsep dan Penerapannya. Solo: Tiga Serangkai.
Eko Budi Santoso. 2009. Modul Penggunaan alat ukur. Tersedia : http://www.google.co.id/images?hl=id&q=neraca+timbang&um=1&ie=UTF 8&source=univ&ei=TWbhS6fJEpC3rAeM NjbAg&sa=X&oi=image_result_group&ct=title&resnum=1&ved=0CBEQsAQwAA [online] [diakses : 27 juni 2010 pukul 19.00 WIB]
Kanginan Marthen.2007. Fisika untuk SMA Kelas X. Cimahi: Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar